Minggu, 06 Oktober 2013

Dampak Ekonomi diselenggarakannya Miss World


                Serangkaian acara Miss World di Bali memang telah di mulai sejak tanggal 8 September kemarin, namun sampai saat ini penolakan miss world dari berbagai Ormas Islam maupun masyarakat tidak mampu diredam. Meskipun penolakan miss world telah terjadi dimana-mana, pemerintah tetap saja mengijinkan miss world ini terlaksana di Indonesia. Pemerintah mengklaim bahwa penyelenggaraan miss world memiliki dampak positif berupa mempromosikan budaya dan obyek wisata Indonesia ke dunia Internasional. Sapta Nirwandar (wakil menteri Pariwisata dan Ekonomo Kreatif.  Tidak dapat dipungkiri bahwa penyelenggaraan miss world ini akan disaksikan oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia, di Indonesia sendiri miss world akan disiarkan oleh RCTI sebagai salah satu televisi milik MNC-group dan akan ditayangkan oleh televisi lain sebanyak 140 negara. Maka tidak heran jika banyak kalangan yang mengklaim bahwa ajang ini akan mampu mendobrak dunia pariwisata Indonesia. 
                Menurut Ketua MHTI Jawa Barat Siti Nafidah, promosi pariwisata Indonesia ke seluruh dunia, juga terkesan mengada-ada. Benar,  nama Indonesia akan disebut-sebut dalam pemberitaan dunia, dan 28 september nanti akan banyak mata tertuju ke Indonesia. Namun, tak ada jaminan bahwa dengan ‘iklan gratis’ ini serta-merta membuat masyarakat dunia ingin berbondong-bondong datang melancong ke Indonesia dan menghabiskan uang mereka di Indonesia. Indonesia memanglah negara berkembang yang masih memiliki segudang permasalahan dalam negeri salah satunya adalah masalah ekonomi. Sekalipun ajang miss world di Indonesia mampu mendobrak dunia pariwisata tapi tetap saja tidak akan mampu merentaskan permasalahan kemiskinan di negeri ini. Tentu saja lagi-lagi hanya mengisi kantung para kapitalis saja, baik panitia dan para sponsor. Sangat jauh sekali jika dikatakan miss world mampu merentas permasalahan ekonomi Indonesia, sekalipun pemasukan negeri ini meningkat akibat ajang miss world.Belum lagi dampak jangka panjang yang akan dialami setelah terselenggaranya ajang ini berupa kemerosotan moral dan sifat hedonistik yang mejangkiti kaum remaja.
                   Pada faktanya rakyat muslim di Indonesia melalui ormas-ormas Islam sudah jelas-jelas menolak mentah-mentah dan mengatakan bahwa ajang ini sebagai bentuk liberalisasi negeri kaum muslimin. Menko Kesra Agung laksono pada sabtu lalu memutuskan miss world hanya di selenggarakan di Bali. Tentu saja hal ini mengejutkan pihak panitia maupun MNC, bahkan Hary Tanoe terus bernegosiasi dengan pemerintah agar miss world tetap dilaksanakan di Sentul, Bogor Jawa Barat. Pembatalan miss world di Sentul Bogor tentu saja akan menyebatkan kerugian dari pihak panitia. Sikap Hary Tanoe inilah jelas-jelas menampakkan bahwa ajang miss world memang syarat dengan berbagai kepentingan para kapitalis. Miss world tidaklah memberikan manfaat sedikitpun bagi Indonesia, yang ada hanyalah akan mengundang azab Allah swt saja, karena merupakan bentuk kemungkaran dan kemaksyiatan yang amat nyata. 
                    Miss world sama sekali ada bukanlah untuk kepentingan negeri ini apalagi untuk kesejahteraan negeri ini. Miss world hanya untuk kepentingan para kapitalis untuk menglanggengkan ideologinya di negeri ini, untuk melanggengkan cengkraman mereka kepada kaum muslimin dengan paham-paham liberal dan hedonisnya. Sudah terlalu lama kaum muslimin hidup dalam kebutaan dan ketulian. Sudah saatnya kaum muslim kembali kepada Islam, mengembalikan Islam dalam sebuah pangkuan negara yang secara nyata telah pasti mampu mengeluarkan kita dari segala keterpurukan dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini hanya akan terwujud dalam naungan Khilafah Islamiyah, bukan teokrasi apalagi demokrasi. 
 
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/09/28/miss-world-sebenarnya-untuk-kepentingan-siapa-593786.html
               
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar