Serangkaian
acara Miss World di Bali memang telah di mulai sejak tanggal 8
September kemarin, namun sampai saat ini penolakan miss world dari
berbagai Ormas Islam maupun masyarakat tidak mampu diredam. Meskipun
penolakan miss world telah terjadi dimana-mana, pemerintah tetap saja
mengijinkan miss world ini terlaksana di Indonesia. Pemerintah mengklaim
bahwa penyelenggaraan miss world memiliki dampak positif berupa
mempromosikan budaya dan obyek wisata Indonesia ke dunia Internasional.
Sapta Nirwandar (wakil menteri Pariwisata dan Ekonomo Kreatif. Tidak dapat dipungkiri
bahwa penyelenggaraan miss world ini akan disaksikan oleh jutaan pasang
mata di seluruh dunia, di Indonesia sendiri miss world akan disiarkan
oleh RCTI sebagai salah satu televisi milik MNC-group dan akan
ditayangkan oleh televisi lain sebanyak 140 negara. Maka tidak heran
jika banyak kalangan yang mengklaim bahwa ajang ini akan mampu mendobrak
dunia pariwisata Indonesia.
Menurut Ketua MHTI Jawa Barat Siti Nafidah, promosi pariwisata
Indonesia ke seluruh dunia, juga terkesan mengada-ada. Benar, nama
Indonesia akan disebut-sebut dalam pemberitaan dunia, dan 28 september
nanti akan banyak mata tertuju ke Indonesia. Namun, tak ada jaminan
bahwa dengan ‘iklan gratis’ ini serta-merta membuat masyarakat dunia
ingin berbondong-bondong datang melancong ke Indonesia dan menghabiskan
uang mereka di Indonesia. Indonesia memanglah negara berkembang yang masih memiliki segudang permasalahan dalam negeri salah
satunya adalah masalah ekonomi. Sekalipun ajang miss world di Indonesia
mampu mendobrak dunia pariwisata tapi tetap saja tidak akan mampu
merentaskan permasalahan kemiskinan di negeri ini. Tentu saja lagi-lagi
hanya mengisi kantung para kapitalis saja, baik panitia dan para
sponsor. Sangat jauh sekali jika dikatakan miss world mampu
merentas permasalahan ekonomi Indonesia, sekalipun pemasukan negeri ini
meningkat akibat ajang miss world.Belum lagi dampak
jangka panjang yang akan dialami setelah terselenggaranya ajang ini
berupa kemerosotan moral dan sifat hedonistik yang mejangkiti kaum
remaja.
Pada faktanya rakyat
muslim di Indonesia melalui ormas-ormas Islam sudah jelas-jelas menolak
mentah-mentah dan mengatakan bahwa ajang ini sebagai bentuk liberalisasi
negeri kaum muslimin. Menko Kesra Agung laksono pada sabtu lalu
memutuskan miss world hanya di selenggarakan di Bali. Tentu saja hal ini
mengejutkan pihak panitia maupun MNC, bahkan Hary Tanoe terus
bernegosiasi dengan pemerintah agar miss world tetap dilaksanakan di
Sentul, Bogor Jawa Barat. Pembatalan miss
world di Sentul Bogor tentu saja akan menyebatkan kerugian dari pihak
panitia. Sikap Hary Tanoe inilah jelas-jelas menampakkan bahwa ajang
miss world memang syarat dengan berbagai kepentingan para kapitalis. Miss world tidaklah
memberikan manfaat sedikitpun bagi Indonesia, yang ada hanyalah akan
mengundang azab Allah swt saja, karena merupakan bentuk kemungkaran dan
kemaksyiatan yang amat nyata.
Miss world sama sekali
ada bukanlah untuk kepentingan negeri ini apalagi untuk kesejahteraan
negeri ini. Miss world hanya untuk kepentingan para kapitalis untuk
menglanggengkan ideologinya di negeri ini, untuk
melanggengkan cengkraman mereka kepada kaum muslimin dengan
paham-paham liberal dan hedonisnya. Sudah terlalu lama kaum muslimin
hidup dalam kebutaan dan ketulian. Sudah saatnya kaum muslim kembali
kepada Islam, mengembalikan Islam dalam sebuah pangkuan negara yang
secara nyata telah pasti mampu mengeluarkan kita dari segala
keterpurukan dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini hanya akan
terwujud dalam naungan Khilafah Islamiyah, bukan teokrasi apalagi
demokrasi.
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/09/28/miss-world-sebenarnya-untuk-kepentingan-siapa-593786.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar