Sebagian besar dari kita akan
mengamini pernyataan bahwa buku adalah benda penting untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Akan tetapi, seberapa penting dan bagaimana kenyataannya perilaku
orang terhadap buku kadang-kadang sangat berbeda. Buku terkait dengan minat
baca dan di sini sering mengaggap minat baca masih rendah atau setidaknya baru
tahap berkembang. Sepertinya memang kita lebih suka menonton atau mendengar
ketimbang membaca, bila kita melihat kenyataan sehari-hari dalam kehidupan kita.
Mengapa Harus Membaca? Kegiatan
membaca
sangat diperlukan dalam membantu perkembangan kecerdasan anak. Kebiasaan
membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Selain memberikan teladan, orang
tua hendaknya mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan buku sejak dini.
Kelak, ketika memasuki dunia sekolah, mereka akan lebih siap untuk membaca
buku-buku pelajaran maupun buku pengetahuan lainnya. Keluarga menjadi faktor
penting dalam membentuk kebiasaan anak. Sebagian besar waktu anak dihabiskan
dirumah. Sejak usia 18 tahun, anak menghabiskan rata-rata 14% dari waktu hidupnya di sekolah dan 86%
di rumah.
Suatu penelitian menyebutkan
bahwa rata-rata lulusan SMP telah menghabiskan waktu 15.000 jam untuk menonton TV. Bandingkan dengan waktu yang
dihabiskan dikelas yang hanya 11.000 jam (nielsen index). Ternyata waktu
menonton TV tersebut lebih banyak dibanding waktu untuk mencapai gelar sarjana.
(james trelease). Tak heran kalau anak mudah sekali meniru tingkah laku bintang
iklan atau artis karena waktu interaksinya yang lama.
Kebiasaan menonton teve kurang
memberikan dampak yang baik bagi anak. Gambar-gambar tv berubah cepat sehingga
otak tidak sempat memproses imagae secara baik. Sumber cahaya yang berpendar
dari tv meletakan belahan otak kiri dan kanan ke dalam gelombang alpha (slow
wave of inactivity)
yang merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kiri dan kanan. Hasil
besaran fisik yang dipencarkan media
audio visual elektronik (medan magnet dan elektrik) masih jaus
dibawah ambang yangg di izinkan WHO. Intensitas kebisingan televisi berpengaruh
buruk terhadap memori jangka pendek, kemampuan membaca, dan konsentrasi.
Berbeda dengan menonton yang
cenderung pasif, kegiatan membaca akan mengaktivasi kemampuan berfikir dan
menganalisi. Dengan membaca, membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak.
Membaca juga mampu menstimulasi rasa ingin tahu (kurositas) anak. Selain itu,
membaca juga memberi peluang lebih luas untuk menstimulasi imajinasi Sejak
lahir manusia telah dibekali dengan otak yang super canggih. Dalam otak
manusia, terdapat 100 milyar neuron, 1 trilyun sel glial, 1.000 trilyun titik
sambungan sinaptik, 280 kuintiliun memori. Dari 100 miliar neuron atau sel
saraf aktif masing-masing neuron itu memiliki hingga 20.000 koneksi.
Jika digunakan secara optimal,
otak manusia mampu menampung informasi sebanding dengan 500 jilid ensiklopedia.
Sayangnya, hanya sekitar 1% dari potensi dan kapasitas otak yang digunakan. Sambungan
saraf aktif akan mati jika tidak di rangsang dengan informasi baru. Semakin
banyak dirangsang, sambungan sel saraf aktif akan terus berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar