Jumat, 17 Januari 2014

Dampak Kelemahan Rupiah Daya Beli Masyarakat



Bila pelemahan nilai tukar Rupiah terus dibiarkan, maka pada akhirnya akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, akan terjadi penurunan daya beli masyarakat, yang nantinya memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan, pemerintah sedari dini harus bersegera mengeluarkan kebijakan yang dampaknya dapat terlihat dalam jangka waktu pendek, yakni terkait melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

Ina berpendapat, pemicu rupiah melemah sekarang ini dikarenakan meningkatnya kebutuhan valas akibat ditariknya dana-dana asing di pasar modal, jatuh temponya pembayaran utang luar nNegeri, baik pemerintah maupun swasta dan adanya pembelian barang impor. “Ini seharusnya segera dilakukan kebijakan yang memang bisa membuat Rupiah kita tidak melemah terus. Karena akan ada dampak yang terjadi bila pelemahan Rupiah itu tidak segera diatasi”, kata Ina, dalam diskusi “Penyebab Krisis Nilai Tukar dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Nasional”, di Jakarta, Jumat, 6 September 2013.

Dampak pembiaran nilai tukar Rupiah yang dimaksudkan, yakni akan menurunnya daya beli, meningkatnya kemiskinan, industri akan mengalami kebangkrutan yang disusul dengan meningkatnya PHK, dan terjebaknya Indonesia pada Middle Income Trap. “Dapatkah paket kebijakan ekonomi menahan kondisi yang lebih buruk. Apalagi, paket kebijakan ekonomi lebih tepat untuk jangka menengah dan jangka panjang, dan bukan sekarang. Terlambat, karena digelontorkan saat sudah terjadi turbulensi”, tegas Ina.

Ada dua faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah atas dollar. Pertama, faktor internal atau dalam negeri Indonesia, termasuk didalamnya perubahan kebijakan terkait  investasi.
Kedua faktor ekternal atau internasional. Faktor ini dipengaruhi oleh misalnya upaya-upaya perbaikan ekonomi Amerika, upaya pertumbuhan ekonomi (stimulus) di Jepang.  Kemudian investasi terbesar di Indonesia adalah disektor komoditas primer seperti karet, minyak. 

Jika harga komoditas primer di pasaran internasional turun maka tidak menarik bagi  investor. “Kalau tidak diupayakan  produk dalam negeri maka kesejahteraan masyarakat di desa akan terombang–ambing. Oleh karena itu dorong produk dalam negeri,” tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar